Kamis, 24 November 2011

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR / PERILAKU ORGANISASIONAL


Perilaku organisasional: sebuah lapangan antar disiplin ilmu yg ditujukan pada studi terhadap sikap2,perilaku,dan kinerja manusia di dlm organisasi.
Kewarganegaraan organisasi: perilaku kerja yg melebihi keperluan2 pekerjaan dan memberikan kontribusi sesuai kebutuhan untuk keberhasilan organisasi.
Sikap: sebuah evaluasi kognitif dan afektif yg pada awalnya mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
Komponen2 dari sikap:
-          Kognitif/kognisi (pikiran) meliputi kepercayaan,spt pengetahuan akan tanggung jawab yg menyertai pekerjaan.
-          Afek (perasaan): emosi/perasaan seseorang mengenai objek dari sikap, spt menikmati/membenci suatu pekerjaan.
-          Perilaku: maksud dan tujuan seseorang untuk berprilaku dgn cara tertentu pada objek dari sikap.
Sikap2 yg diinginkan terkait dgn pekerjaan:
·         Kepuasan kerja: sebuah sikap positif terhadap pekerjaan seseorang.
·         Komitmen organisasional: kesetiaan dan keterlibatan secara mendalam dalam organisasi.
Disonansi kognitif: sebuah kondisi dimana dua sikap atau prilaku dan sikap bertentangan.
Persepsi: proses kognitif yg digunakan org2 untuk memahami lingkungan dgn menyelaksi, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi.
Proses perseptual meliputi:
-          Selektivitas perseptual: proses dimana individu2 menyaring dan menyeleksi berbagai objek dan rangsanan yg berlomba2 untuk mendapatkan perhatian.
-          Organisasi perseptual
Distorsi2 perseptual: kesalahan2 dlm penilaian perseptual yg timbul dari ketidakakuratan dlm suatu bagian dari proses perseptual. Meliputi stereotyping, efek halo,proyeksi (kecenderungan melihat karakter pribadi dlm orang lain), dan pertahanan perseptual (kecenderungan pengamat untuk melindungi mrk sndiri dgn mengesampingkan ide2,objek2,atau org2 yg mengancam mrk.
Atribusi: penilaian2 mengenai apa yg menyebabkan perilaku seseorang. Jenis atribusi:
·         Atribusi internal: menyatakan bahwa karakteristik dari org tsb menuntunnya padaperilaku.
·         Atribusi eksternal: menyatakan bahwa sesuatu mengenai situasi yg menyebabkan perilaku seseorang.
Tiga faktor yg mempengaruhi atribusi tsb internal atau eksternal:
-          Kekhususan. Jika perilaku tsb khusus, pengamat mungkin akan membuat sebuah atribusi eksternal.
-          Konsistensi. Org2 biasanya membuat atribusi internal menyangkut perilaku yg konsisten.
-          Konsensus.
Kesalahan atribusi fundamental: kecenderungan untuk meremehkan pengaruh dari faktor2 eksternal pada perilaku org lain dan melebih-lebihkan pengaruh faktor2 internal.
Bias terhadap diri sendiri: kecenderungan untuk melebih-lebihkan kontribusi faktor2 internal pada keberhasilan seseorang dan kontribusi faktor2 eksternal pada kegagalan seseorang.
Kepribadian: seperangkat karakteristik yg mendasari suatu pola perilaku yg relatif stabil sbg respons pada ide2,objek2,atau org2 di dlm lingkungan.
Lima Besar faktor kepribadian:
·         Keterbukaan (extroversion)
·         Keramah-tamahan (agreeableness)
·         Kehati-hatian (conscientiousness)
·         Kestabilan emosi (emotional stability)
·         Keterbukaan pada pengalaman (openness to experience)
Lokus kontrol: kecenderungan menempatkan penyebab utama untuk keberhasilan atau kegagalan seseorang di dlm dirinya sendiri(internal) atau pada kekuatan2 luar(eksternal)
Otoritarianisme: kepercayaan bahwa perbedaan2 kekuasaan dan status harus ada dlm organisasi.
Machiavellianisme: kecenderungan untuk mengarahkan sebagian besar perilaku seseorang pada akuisisi: kekuasaan dan manipulasi terhadap org lain untuk kepentingan pribadi.
Empat gaya pemecahan masalah:
1.      Sensasi-pemikiran
2.      Intuitif-pemikiran
3.      Sensasi-perasaan
4.      Intuitif-perasaan
Komponen2 kecerdasan emosional:
-          Kesadaran diri (self-awareness) merupakan dasar dari semua koponen yg lain.
-          Mengelola emosi (managing emotion)
-          Memotivasi diri sendiri (motivating one-self)
-          Empati (emphaty)
-          Ketrampilan sosial (social skill)
Pembelajaran: sebuah perubahan dlm perilaku atau kinerja yg terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Stres: sebuah respons fisiologis dan emosional pada rangsangan yg memberikan tuntutan2 fisik atau psikologis pada satu individu.
Sindrom adaptasi umum: sebuah respons fisiologis pada stresor, dimulai dgn sebuah respons tanda bahaya, berlanjut pada perlawanan, dan kadang2 berakhir dlm kelelahan jika stresor berlanjut melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasi.
Perilaku Tipe A: perilaku dgn karakteristik sifat kompetitif yg ekstrem, ketidaksabaran, keagresifan,dan kesetiaan pada pekerjaan.
Perilaku Tipe B: pola perilaku dgn karakteristik2 Tipe A dan meliputi sebuah gaya hidup yg lebih seimbang dan rileks.
Cara mengidentifikasikan stresor kerja adl dgn menempatkan mrk ke dlm 4 kategori:
·         Tuntutan tugas: stresor2 yg timbul dari tugas2 yg harus dilakukan seseorang yg memegang sebuah pekerjaan.
·         Tuntutan2 fisik: stresor yg diasosiasikan dgn keadaan dimana seorang individu bekerja.
·         Tuntutan2 peran: tantangan2 yg diasosiasikan dgn sebuah peran, yaitu seperangkat prilaku yg diharapkan dari seseorang karena posisinya dlm sebuah kelompok.
·         Tuntutan2 interpersonal: stresor yg diasosiasikan dgn hubungan2 dlm organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar