A.
Hubungan
Kualitas dan Profit
Perbaikan
yang dilakukan secara terus menerus akan membuat profit perusahaan meningkat.
Jika perusahaan membuat perbaikan kualitas maka respon dari konsumen akan
produk yang dihasilkan akan semakin meningkat, dan tercipta loyalitas konsumen
yang mau menerima peningkatan harga yang dilakukan oleh perusahaan. Karena pada
akhirnya akan tercipta persepsi bahwa konsumen tidak akan rugi membeli produk
tersebut walaupun harganya tinggi karena kualitas yang didapat sepadan bahkan
mungkin lebih baik dari harga yang dibayar oleh konsumen.
A.
Sejarah Perkembangan
Kualitas Berdasarkan Periode
Dari sejarah perkembangan
kualitas maka dapat dilihat bahwa TQM muncul setelah perusahaan mulai menyadari
pentingnya kualitas sebagai salah satu strategi untuk memenangkan persaingan
pasar.
B. Total Quality Management(TQM)
Total quality management (TQM)
yaitu mengelola organisasi secara keseluruhan agar melampaui semua dimensi
penting yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Dua tujuan dasar operasional :
1.
Desain
produk atau jasa dibuat dengan hati-hati
2.
Menjamin
sistem organisasi dapat melaksanakan desain secara konsisten
Kebutuhan dasar pelaksanaan program
perbaikan dan pengendalian kualitas adalah penentuan spesifikasi kualitas dan
penentuan besarnya biaya untuk pencapaian spesifikasi tersebut.
1.
Spesifikasi
kualitas :
Ø Design kuality : nilai yang tidak
dapat dipisahkan dari produk di pasar.
Meliputi dimensi :
-
Performance
-
Service
ability
-
Features
-
Aesthetics
-
Reability/durability
-
Perceived
quality
Ø Comfortable quality : tingkat
kesesuaian antara produk dan jasa yang dibuat dengan spesifikasi yang dihasilkan.
Ø Kualitas pada sumbernya : orang yang
melakukan produksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keluaran (produk)
yang dibuat sesuai dengan spesifikasi yang diterapkan.
2.
Biaya
kualitas
Ø Asumsi yang mendasari anasisis biaya
kualitas :
o
Kegagalan
yang terjadi
o
Pencegahan
akan menghasilkan biaya yang lebih murah
o
Pencapaian
(performance) kualitas itu bisa diukur
Ø Klasifikasi biaya kualitas :
· Biaya penilaian (appraisal cost) :
biaya inspeksi, biaya test dan biaya-biaya lain yang memastikan produk maupun
proses dapat diterima atau sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan
· Biaya pencegahan (preventive cost) : jumlah
semua biaya untuk mencegah adanya cacat produk
· Biaya kegagalan internal (internal
failure cost) : biaya untuk cacat yang terjadi dalam sistem atau ketika proses
produksi
· Biaya kegagalan eksternal (eksternal
faiure cost) : biaya untuk cacat setelah melewati sistem atau setelah di tangan
konsumen
C. Six Sigma Quality
Six sigma quality adalah penerapan
metode dari alat-alat penyelesaian statistik untuk mengidentifikasi dan
mengukur pemborosan juga menunjukkan langkah-langkah perbaikan.
Six sigma membantu manajer perusahaan
antara lain untuk :
§ Menemukan karakteristik mana yang
penting untuk kansumen
§ Mengidentifikasi faktor-faktor yang
paling mempengaruhi karakteristik itu
§ Mengurangi variasi pada faktor-faktor
kunci
DPMO ( defects per milion
opportunities) digunakan untuk menjelaskan kinerja proses menggunakan common
metric.
DPMO = Jumlah cacat
X
1.000.000
[ Jumlah
kemungkinan terjadi kesalahan per unit ]X
jumlah unit
1.
Metodologi
Six Sigma
Prinsip
dasar Six Sigma adalah mengurangi variasi dalam kualitas output yang
dihasilkan. Siklus DMAIC merupakan versi yang lebih detail dari pada PDCA
(plan, do, check, act) dan didasari perbaikan terus menerus yang jiga sering
disebut Kaizen.
Fokus metodologi DMAIC adalah
berusaha mengerti dan mencapai apa yang diinginkan oleh konsumen. Model ini
dikembangkan oleh General Electric. Lewat model DMAIC diurutkan tahap-tahap
mendasar untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Lima tahap/fase six sigma
(DMAIC) :
ü Define : prioritas konsumen
ü Measure : proses dan kinerja
ü Analyze : penyebab kecacatan
ü Improve : hilangkan penyebab
kecacatan
ü Control : mengontrol pencapaian
proses
2.
Alat-alat
dalam Six Sigma dan perbaikan yang berkelanjutan
a.
Diagram
proses (flowchart) digunakan dalam proses define, merupakan diagram alir yang
berisi tahapan-tahapan proses yang dilalui suatu produk.
Jenis flowchart diantaranya adalah :
-
Berbentuk
tabel
-
Berbentuk
tahapan proses mengikuti tahapan SIPOC (supplier, input, process, output,
customers)
-
Berbentuk
tahapan proses
b.
Alat-alat
yang digunakan untuk proses Measure :
-
Checklist
merupakan bentuk dasar standardisasi pengumpulan data yang berisi daftar
kerusakan yang terjadi dan jumlah tiap-tiap kerusakan yang dihitung berdasarkan
observasi.
-
Diagram
pareto merupakan metode untuk mencari sumber kesalahan, masalah-masalah atau
kerusakan produk yang memudahkan perusahaan memfokuskan diri pada usaha-usaha
pemecahannya.
-
Histogram
merupakan grafik yang menunjukkan frekuensi distribusi dari variabel yang
diobservasi.
-
Run
chart merupakan diagram yang menunjukkan data dalam periode waktu tertentu dan
membantu perusahaan memahami pentingnya masalah pada tahap tertentu.
c.
Alat-alat
yang digunakan untuk Fase Analisis :
-
Diagram
sebab akibat merupakan alat untuk menunjukkan hubungan antara hasil dan
kemungkinan penyebabnya.
-
Scatter
diagram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara dua variabel, dan
berguna untuk mendeteksi hubungan linier antara dua variabel.
d.
Fase
Improve berisi diagram proses yang sudah mengalami perbaikan (opportunity flow
diagram) yang disusun untuk membedakan tahapan yang memiliki value added dan
tahapan yang tidak memiliki value added.
-
Tahapan
yang memiliki value added: merupakan
tahapan yang penting ketika semua dikerjakan dengan benar dan turun ka sisi
kiri.
-
Tahapan
yang tidak memiliki value added : merupakan tahapan yang tidak diperlukan
ketika semua dikerjakan dengan benar dan pergerakan ke arah kanan.
e.
Diagram
pengendalian (control chart) digunakan untuk fase control, berisi grafik yang
menunjukkan batas atas dan batas bawah dari suatu proses yang ingin
dikendalikan dalam kurun waktu tertentu.
D. Pengukuran Kualitas Layanan
Pendekatan yang digunakan adalah mengukur
gap/kesenjangan antara apa yang diharapkan oleh konsumen dengan apa yang
dirasakan/diterima oleh konsumen. Biasanya gap digunakan sebagai indikator
perbaikan yang akan dilakukan.
10 atribut atau penentu umum dari
kualitas jasa :
1.
Reability
: meliputi konsistensi dari kinerja dan dapat dipecahkan. Hal i ni berarti
perusahaan melakukan operasional jasa dengan benar.
2.
Responsiveness
: berkaitan dengan kemauan atau kesiapan karyawan untuk memberikan pelayanan.
3.
Kecakapan
yang berarti penguasaan/keahlian yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan.
4.
Akses
: kedekatan dan kemudahan untuk dihubungi.
5.
Kesopan-santunan
: meliputi kesopanan, rasa hormat, perhatian dan keramah tamahan dari karyawan.
6.
Komunikasi
: menjaga kemudahan dalam memberikan informasi pada konsumen dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti.
7.
Kredibilitas
: didalamnya termasuk kepercayaan dan kejujuran.
8.
Keamanan
: konsumen menginginkan pelayanan yang bebas dari bahaya, risiko, dan keraguan.
9.
Mengerti
: perusahaan selalu berusaha mencari dan mengerti kebutuhan konsumen.
10. Tangibles : bukti fisik dari jasa
yang mendukung pelayanan jasa seperti dekorasi ruangan, seragam karyawan.
|
|||||||||||||||