Sabtu, 28 September 2013

The Seven Basic Quality Tools

Alat statistik dasar untuk pengendalian kualitas dikenalkan oleh Ishikawa (1989) dan telah banyak digunakan dalam produksi manufaktur. Alat-alat tersebut memang telah menjadi bagian integral dari literatur pengendalian kualitas. Perlu diketahui bahwa alat-alat statistik ini digunakan untuk mengontrol proses dan kualitas pada tingkat proyek dan organisasi karenanya, berguna bagi para pemimpin proyek dan ahli proses.

Literatur tentang Total Quality Management (TQM) dan Total Quality Control (TQC) sering menyebutkan the seven basic quality tools. Kaoru Ishikawa berpendapat bahwa 95% masalah perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan tujuh alat ini. Alat-alat ini dirancang untuk kesederhanaan dan hanya satu yang memerlukan pelatihan yang signifikan yaitu kontrol grafik. The Seven Basic Quality Tools antara lain adalah :

1.      Flow Charts


Flow chart merupakan diagram arus yang menunjukkan langkah-langkah dalam proses, yaitu suatu tindakan yang mengubah input ke output untuk langkah berikutnya. Diagram ini merupakan bantuan yang signifikan dalam menganalisis proses tetapi harus mencerminkan proses yang sebenarnya digunakan daripada proses yang dipikirkan atau yang diinginkan terjadi. Perbedaan antara proses aktual dan proses yang dimaksudkan sering mengejutkan dan memberikan banyak ide untuk perbaikan.

1.      Check Sheet

Check sheet adalah cara sederhana untuk mengumpulkan data sehingga keputusan dapat didasarkan pada fakta, bukan bukti anekdot. check sheet merupakan lembaran yang berisi daftar kualitas yang harus dipenuhi ketika proses berjalan.

1.      Histogram
Histogram merupakan grafik diagram batang yang menggambarkan banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap produk atau jasa. Sebagai contoh, X bisa mewakili panjang batang dalam inci. Gambar ini menunjukkan bahwa batang berukuran antara 0,9 dan 1,1 inci. Jika nilai target adalah 1,0 inci, ini merupakan hal yang baik. Namun, grafik juga menunjukkan varians yang lebar, dengan nilai yang terukur antara 0,5 dan 1,5 inci. Hal ini umumnya merupakan situasi yang paling tidak memuaskan.

Selain tendensi sentral dan penyebaran data, bentuk histogram juga dapat menunjukkan distribusi bi-modal. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran tidak selalu dari proses yang homogen, karena ada dua puncak yang menunjukkan dua pusat kecenderungan. Ada dua (atau lebih) faktor-faktor yang tidak harmonis. Contohnya dua mesin, dua shift, atau output campuran dari dua pemasok. Karena setidaknya salah satu puncak harus menjadi dari target, ada bukti di sini bahwa perbaikan dapat dilakukan. Selain itu, terdapat pula model skewed histogram dimana penyebaran data pada satu sisi lebih rendah dan pada sisi yang sebaliknya sangat tinggi. 

1.      Scatter Plot 

Scatter plot merupakan diagram pola yang digunakan untuk menggambarkan kedekatan faktor-faktor pada produk atau jasa. Scatter plot adalah sebuah grafis, bukan statistik, yang berarti pemeriksaan apakah dua parameter terkait satu sama lain. Grafis ini hanya merencanakan dari setiap titik data pada tabel dengan satu parameter sebagai sumbu x dan lainnya sebagai sumbu y. Jika titik-titik tersebut jaraknya berdekatan dengan parameter yang sempit maka menunjukkan korelasi yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

1.      Control Charts

Control chart merupakan sebuah peta kontrol untuk mengetahui data tingkatan kualitas produk terhadap kecacatan produk terhadap waktu yang ada. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan keseragaman kualitas sehingga jika terjadi peningkatan grafik (jumlah cacat lebih) maka perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan. Control charts merupakan diagram yang paling rumit dari seven basic TQM, tetapi didasarkan pada prinsip yang sederhana. Grafik ini dibuat dengan menggambarkan urutan nilai yang terukur dari sampel yang diambil dari suatu proses. Misalnya, panjang rata-rata sampel batang dari garis produksi, jumlah cacat pada sampel produk, dan lain sebagainya. Batas kontrol dapat dibuat dari mean dan varians. Batas kontrol adalah batas pengukuran sampel tidak akan melebihi nilai-nilai yang ada, kecuali karena beberapa sebab khusus yang mengubah proses. Apabila pengukuran sampel berada di luar batas kontrol maka itu menunjukkan bahwa proses tidak lagi stabil, dan biasanya merupakan alasan untuk tindakan korektif. Batas kontrol ditetapkan dengan metode statistik tergantung pada apakah pengukuran berasal dari atribut, parameter atau tingkat.

1.      Fishbone Diagram

Diagram ini merupakan salah satu tool pada DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Diagram Fishbone atau yang disebut sebagai “Diagram tulang ikan” adalah alat yang sistematis menampilkan suatu keadaan dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang berkontribusi pada suatu keadaan tersebut. Melihat dari definisi tersebut biasanya diagram Fishbone disebut juga sebagai cause-and-effect diagram. Secara umum gambar diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan. Dr. Kaoru Ishikawa adalah seorang ahli statistik Quality Control dari Jepang yang menemukan diagram Fishbone, oleh sebab itu diagram ini bisa disebut juga dengan Ishikawa Diagram.

Diagram ini digunakan untuk membantu tim dalam mengkategorikan banyaknya potensi penyebab masalah atau isu-isu dalam cara yang tertib dan mengidentifikasi akar penyebab. Diagram ini memiliki kelebihan dalam menampung kategori yang muncul. Pada umumnya masing-masing orang di dalam tim ingin memberikan kontribusi tentang apa yang harus dilakukan mengenai suatu masalah, diagam ini dapat membantu mengeksplorasi secara lebih menyeluruh dari masalah-masalah serta di belakang masalah yang akan mengarah pada solusi yang lebih kuat.

Fungsi diagram fishbone adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan efek yang tidak diinginkan (misalnya, cacat) untuk melakukan tindakan perbaikan, atau untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk membawa hasil yang diinginkan.  Faktor tersebut diidentifikasi oleh orang-orang yang terlibat dalam proses. Sebagai titik awal,  faktor utama tersebut dapat ditunjuk dengan menggunakan  4M, yaitu Metode, Man, Material, dan Machine; atau 4P, yaitu Policies, Prosedure, People, dan Plan. Faktor-faktor terebut dapat dibagi lagi dan identifikasi terhadap faktor yang signifikan seringkali merupakan awal percobaan dari desain statistik. Langkah-langkah untuk membuat diagram fishbone yaitu :
o   Mengidentifikasi masalah
o   Menggambar “spine” (tulang belakang dan “bones” (tulang)


 1.       Parreto Diagram 

Alfredo Pareto adalah seorang ekonom yang mencatat bahwa beberapa orang menguasai sebagian besar kekayaan suatu negara. "Hukum Pareto" juga telah diterapkan pada banyak daerah lain, termasuk cacat, di mana beberapa penyebab bertanggung jawab untuk sebagian besar masalah. 

Sebuah aplikasi yang berguna dalam Pareto Charts adalah Stratifikasi.  Stratifikasi adalah hanya terciptanya satu set grafik Pareto untuk data yang sama dengan menggunakan berbagai kemungkinan faktor penyebab. Sebagai contoh, Gambar dibawah ini merupakan cacat plot terhadap tiga set kemungkinan potensi penyebab.

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar