Lean manufaktur
adalah suatu filsafat yang dipelopori oleh Toyota Motor dalam prinsip Toyota Production System (TPS). Liker
(1996, hal 41) berpendapat bahwa Lean manufaktur adalah suatu filsafat yang
ketika diimplementasikan maka akan mengurangi waktu dari pengiriman pesanan
pelanggan dengan menghilangkan sumber waste
dalam aliran produksi. Menurut Chase Aquilano ada tiga definisi lean production
: pertama, Lean production merupakan seperangkat aktivitas yang terintegrasi
dan didesain untuk mencapai volume produksi yang tinggi dan menggunakan
persediaan yang minimal. Kedua, Lean production meliputi usaha-usaha untuk
mengeliminasi kesia-siaan yang terdapat pada operasi perusahaan. Dan yang
terakhir, Lean produktion meliputi kedatangan waktu sumber daya (resources).
Istilah lain
yang sering dikaitkan dengan Lean adalah just-in-time,
Six Sigma, Total Quality Management
(TQM), dan lain sebagainya yang masing-masing merupakan perbaikan proses yang
sangat dipengaruhi oleh Lean. Secara sederhana, paradigma pemikiran Lean (Lean
thinking) membedakan antara waste dan nilai dalam sebuah organisasi. Tindakan
dari Lean thinking adalah terus menerus mengidentifikasi dan melakukan
penghapusan limbah dari proses organisasi, hanya meninggalkan nilai yang
menambah kegiatan dalam aliran nilai (Rother dan Shook, 1999). Jadi, keunggulan
dalam paradigma Lean thinking adalah tindakan mengidentifikasi dan
menghilangkan waste. Lean thinking
telah berkembang tidak hanya diterapkan pada Lean manufaktur tetapi juga dapat
diterapkan di seluruh organisasi dan diluar industri manufaktur.
Lima
prinsip utama dalam penghapusan waste dan penyederhanaan dari semua proses manufaktur : Produksi nilai, Mengoptimalkan
value stream, Konversi batch-proses berbasis mengalir,
Menciptakan permintaan menarik,
Kesempurnaan dari semua proses produk dan jasa. Masing-masing prinsip merupakan titik awal untuk menciptakan ekosistem yang lean supply yang dimulai dalam lingkungan produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar