Alat
statistik dasar untuk pengendalian kualitas dikenalkan oleh Ishikawa (1989) dan
telah banyak digunakan dalam produksi manufaktur. Alat-alat tersebut memang
telah menjadi bagian integral dari literatur pengendalian kualitas. Perlu
diketahui bahwa alat-alat statistik ini digunakan untuk mengontrol proses dan
kualitas pada tingkat proyek dan organisasi karenanya, berguna bagi para
pemimpin proyek dan ahli proses.
Literatur
tentang Total Quality Management (TQM) dan Total Quality Control (TQC) sering menyebutkan
the seven basic quality tools. Kaoru
Ishikawa berpendapat bahwa 95% masalah perusahaan dapat diselesaikan dengan
menggunakan tujuh alat ini. Alat-alat ini dirancang untuk kesederhanaan dan
hanya satu yang memerlukan pelatihan yang signifikan yaitu kontrol grafik. The Seven Basic Quality Tools antara
lain adalah :
1. Flow Charts
Flow
chart merupakan diagram arus yang menunjukkan langkah-langkah dalam proses, yaitu
suatu tindakan yang mengubah input ke output untuk langkah berikutnya. Diagram
ini merupakan bantuan yang signifikan dalam menganalisis proses tetapi harus
mencerminkan proses yang sebenarnya digunakan daripada proses yang dipikirkan
atau yang diinginkan terjadi. Perbedaan antara proses aktual dan proses yang dimaksudkan
sering mengejutkan dan memberikan banyak ide untuk perbaikan.
1. Check Sheet
Check sheet adalah cara sederhana untuk mengumpulkan data
sehingga keputusan dapat didasarkan pada fakta, bukan bukti anekdot. check
sheet merupakan lembaran yang berisi daftar kualitas yang harus dipenuhi ketika
proses berjalan.
1. Histogram
Histogram merupakan grafik diagram batang yang
menggambarkan banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap produk atau jasa. Sebagai
contoh, X bisa mewakili panjang batang dalam inci. Gambar ini menunjukkan bahwa
batang berukuran antara 0,9 dan 1,1 inci. Jika nilai target adalah 1,0 inci,
ini merupakan hal yang baik. Namun, grafik juga menunjukkan varians yang lebar,
dengan nilai yang terukur antara 0,5 dan 1,5 inci. Hal ini umumnya merupakan
situasi yang paling tidak memuaskan.
Selain tendensi sentral dan
penyebaran data, bentuk histogram juga dapat menunjukkan distribusi bi-modal.
Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran tidak selalu dari proses yang homogen, karena
ada dua puncak yang menunjukkan dua pusat kecenderungan. Ada dua (atau lebih)
faktor-faktor yang tidak harmonis. Contohnya dua mesin, dua shift, atau output
campuran dari dua pemasok. Karena setidaknya salah satu puncak harus menjadi
dari target, ada bukti di sini bahwa perbaikan dapat dilakukan. Selain itu,
terdapat pula model skewed histogram dimana penyebaran data pada satu sisi
lebih rendah dan pada sisi yang sebaliknya sangat tinggi.
1. Scatter Plot
Scatter plot merupakan
diagram pola yang digunakan untuk menggambarkan kedekatan faktor-faktor pada
produk atau jasa. Scatter plot adalah
sebuah grafis, bukan statistik, yang berarti pemeriksaan apakah dua parameter
terkait satu sama lain. Grafis ini hanya merencanakan dari setiap titik data
pada tabel dengan satu parameter sebagai sumbu x dan lainnya sebagai sumbu y.
Jika titik-titik tersebut jaraknya berdekatan dengan parameter yang sempit maka
menunjukkan korelasi yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
1. Control Charts
Control chart merupakan sebuah peta kontrol untuk mengetahui
data tingkatan kualitas produk terhadap kecacatan produk terhadap waktu yang
ada. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan keseragaman kualitas sehingga jika
terjadi peningkatan grafik (jumlah cacat lebih) maka perlu dilakukan perbaikan
berkelanjutan. Control charts
merupakan diagram yang paling rumit dari seven
basic TQM, tetapi didasarkan pada prinsip yang sederhana. Grafik ini dibuat
dengan menggambarkan urutan nilai yang terukur dari sampel yang diambil dari
suatu proses. Misalnya, panjang rata-rata sampel batang dari garis produksi, jumlah
cacat pada sampel produk, dan lain sebagainya. Batas kontrol dapat dibuat dari
mean dan varians. Batas kontrol adalah batas pengukuran sampel tidak akan
melebihi nilai-nilai yang ada, kecuali karena beberapa sebab khusus yang mengubah
proses. Apabila pengukuran sampel berada di luar batas kontrol maka itu
menunjukkan bahwa proses tidak lagi stabil, dan biasanya merupakan alasan untuk
tindakan korektif. Batas kontrol ditetapkan dengan metode statistik tergantung
pada apakah pengukuran berasal dari atribut, parameter atau tingkat.
1. Fishbone Diagram
Diagram ini merupakan salah satu tool
pada DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Diagram Fishbone atau
yang disebut sebagai “Diagram tulang ikan” adalah alat yang sistematis
menampilkan suatu keadaan dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang
berkontribusi pada suatu keadaan tersebut. Melihat dari definisi tersebut
biasanya diagram Fishbone disebut juga sebagai cause-and-effect diagram. Secara
umum gambar diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan.
Dr. Kaoru Ishikawa adalah seorang ahli statistik Quality Control dari Jepang
yang menemukan diagram Fishbone, oleh sebab itu diagram ini bisa disebut juga
dengan Ishikawa Diagram.
Diagram ini digunakan untuk membantu
tim dalam mengkategorikan banyaknya potensi penyebab masalah atau isu-isu dalam
cara yang tertib dan mengidentifikasi akar penyebab. Diagram ini memiliki
kelebihan dalam menampung kategori yang muncul. Pada umumnya masing-masing
orang di dalam tim ingin memberikan kontribusi tentang apa yang harus dilakukan
mengenai suatu masalah, diagam ini dapat membantu mengeksplorasi secara lebih
menyeluruh dari masalah-masalah serta di belakang masalah yang akan mengarah
pada solusi yang lebih kuat.
Fungsi
diagram fishbone adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan efek yang tidak diinginkan
(misalnya, cacat) untuk melakukan tindakan perbaikan, atau untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk membawa hasil yang
diinginkan. Faktor tersebut diidentifikasi
oleh orang-orang yang terlibat dalam proses. Sebagai titik awal, faktor utama tersebut dapat ditunjuk dengan
menggunakan 4M, yaitu Metode, Man, Material, dan Machine; atau 4P, yaitu Policies, Prosedure, People, dan Plan. Faktor-faktor terebut dapat dibagi
lagi dan identifikasi terhadap faktor yang signifikan seringkali merupakan awal
percobaan dari desain statistik. Langkah-langkah untuk membuat diagram fishbone
yaitu :
o
Mengidentifikasi masalah
o
Menggambar “spine” (tulang belakang dan “bones”
(tulang)
1.
Parreto
Diagram
Alfredo
Pareto adalah seorang ekonom yang mencatat bahwa beberapa orang menguasai
sebagian besar kekayaan suatu negara. "Hukum Pareto" juga telah diterapkan
pada banyak daerah lain, termasuk cacat, di mana beberapa penyebab bertanggung
jawab untuk sebagian besar masalah.
Sebuah
aplikasi yang berguna dalam Pareto Charts adalah Stratifikasi. Stratifikasi
adalah hanya terciptanya satu set grafik Pareto untuk data yang sama dengan menggunakan
berbagai kemungkinan faktor penyebab. Sebagai contoh, Gambar dibawah ini
merupakan cacat plot terhadap tiga set kemungkinan potensi penyebab.
Referensi